ngomong gak jelas

Alkisah abis nganterin Spy jalan-jalan di Singapore, malam itu kita (shaya, GT, Fanse, dan Abrar) mampir dulu di McD Clementi sebentar. Sekedar melepas lelah, lelah dari berkeliling di sekitar Vivo, Orchard, dan City. Sambil mengenang perjalanan tadi sore kita sedang ngobrolin tentang kebolotan Abrar dan Fanse yang bisa dibilang kompak malam itu. Contohnya aja waktu GT bilang, "Si Aussie ke mana?" Kedengarannya kayak, "Abis ini mau ke mana?"
Hhmm..... yang aneh tu kenapa shaya bisa denger seperti apa yang disebutin GT, sedangkan Abrar dan Fanse kompak denger yang lain.
Hhhmm..... siapa yang salah coba?!

Di McD lagi-lagi terjadi sesuatu yang bikin menggelitik. Abrar kekeuh kalo barusan dia bilang, "Lemon tea", tapi kita bertiga dengernya, "clementi". Emang ada teh jenis baru neh. Teh Clement!!! hueheuhue. Akhirnya dioffence sama shaya, "kamu itu bahkan gak denger omonganmu sendiri!!" Parahh.....parah......

Lalu kita naik bus 52 menuju ke Jurong East. Suasana saat itu lagi hujan gak gitu deras.
"Tebak....kalo di sini hujan di Jurong East hujan gak?" shaya ngasih tebakan.
"Hujan juga...." jawab GT.
"Nggak ah, paling terang" jawab shaya
"Nah loh salah juga. Mana ada malam-malam terang!" GT nemu celah juga untuk ngoffence!
Tidak!!!! Shaya kena!! Damn.

Tak lama, Abrar mulai cerita tentang hujan. "Eh aku pernah pergi ke Yishun, waktu itu hujan deras banget, lalu ke masjid tapi anehnya di masjidnya nggak hujan loh" dengan tenang dia bercerita. Akhirnya shaya menemukan celah untuk ngoffence dia juga. "Ya itu udah jelaslah, mana ada hujan di masjid, kan ada atapnya, hehehe" Dengan didukung GT shaya menyerang lagi hingga membuat Abrar jadi tak kuasa membela diri, hihihi.

"Kalo mo ke flat abis naik turun dari bus ini kan musti nyebrang jalan, gimana ya caranya supaya gak kehujanan?" tanya si Abrar.
"Oh iya tahu....Turun depan masjid, lanjut naik 183, disambung 333. Nah pasti gak kehujanan" lanjut Abrar dengan bangga nemu jalur yang tepat.
Hhmm.....kita bertiga berpikir sebentar cara yang lebih bagus lagi.
Abrar melanjutkan, "ada yang lebih cepet......., abis ini turun di IMM naik 333."
"Ada lagi yang lebih cepet, turun di halte bawah MRT lalu naik 333" jawab GT.
"Halte yang mana?" tanya shaya.
"Halte di bawah MRT, di bawah MRT mana ada halte" Fanse mulai nyerang.
"Atau mungkin haltenya muncul kalo MRT lewat, nah abis itu kita turun" shaya juga menyerang. Bantai.....
"MRT yang mana? Itu kan jalan MRT. Di bawah MRT itu kolong MRT maksudnya?" tambah Abrar, yang makin memojokkan GT.
Secara beruntun kita menyerang GT. Hihihi nyerah juga dia.

Sampe flat untungnya gak ujan, makanya tinggal nyebrang jalan aja. Yosh sampe di flat seperti biasa Rio langsung menempatkan diri untuk bermain kartu capsa. Dikocok dan langsung dibagi, akhir-akhir ini dia selalu begitu. Shaya, Rio, Abrar, dan Fanse yang main. Di permainan kedua Abrar kalah, alesan dia seh "Yahh kan pengen ngelawan, tapi kartumu nyebar gitu." Kena lagi deh offence-nan, lagian dia mau ngomong kartu flash kok ya jadi 'kartu nyebar'.

Tiba-tiba Bipu datang, kadang-kadang emang dia cerita soal kerjaannya di kantor. Kali ini dia senang karena teamleadnya lagi ambil leave. ".......dia kan kerjaannya marah doank." Begitu sepenggalan kata Bipu. Tapi shaya kalah cepet dengan GT pas mau offence dia. "Teamleadnya gak kerja donk, kan marah-marah mulu."

Tak lama kita yang lain main capsa membicarakan soal nenek moyang kita. Dan Abrarpun menyatakan kalo, "nenek moyang kita kan pelaut, makanya hidup di laut." "Hidup di laut?" tanya shaya sambil cengar-cengir siap mengoffence dia. Sepertinya Abrar langsung menyerah.

==========

Seharian ngomong gak jelas. Huhuhuhu.