"Wong Jowo kok ora nJawani"
Haiz.....pernah digituin sama orang, karena lom lancar bahasa kromo huhuhu. Bahasa Jawa memang susah banget, seumur-umur kalo ulangan pelajaran itu paling banter dapet 8, gak pernah 9 atau 10. Mana ada tingkatan-tingkatannya pula, dari Ngoko, Madya, dan Kromo.
Ngoko itu lumrah di masyarakat sekarang, mungkin karena gampang dan "kasar" makanya disukai oleh masyarakat pada umumnya. Madya itu lebih halus, kalo Kromo paling halus dan shaya paling gak bisa :p. Dulu Ibu shaya pernah ngomong kalo shaya itu bagaikan Werkudoro, cuman karena gak lancar make Kromo Inggilnya -_-
Meskipun dalam satu pulau, bahasa Jawa punya dialek dan makna yang berbeda-beda antar daerah. Misal "kencot" di daerah shaya artinya "keinjek", di daerah lain artinya "laper". Pengalaman paling parah itu waktu di TN, ketemu sama orang Jatim ada yang bilang gini
"Nek mari nggawe polpen tak selang yo?"
Itu asli bingung-ung........waktu denger kalimat itu dalam hati ketawa sendiri...orang kok bahasanya aneh. Makna yang shaya tangkap adalah
"Sehabis sembuh membuat polpen, shaya semprot ya?"
Apa coba maknanya....aneh kah?
Padahal yang dimaksud temen shaya itu
"Kalo udah selesei make polpen, shaya pinjam ya?"
Rooming.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar