Kamis, 11 Agustus 2011

otak kanan atau otak kiri ?

Udah banyak banget teori tentang otak kanan dan otak kiri. Begitu pula dengan penjabaran fungsi-fungsi jika kita fokus dalam penggunanan bagian otak tersebut. Seorang teman menyimpulkan dengan satu kata, otak kiri identik dengan logika dan otak kanan identik dengan perasaan. Hhmm... ?

How about me ?

Dari semenjak sltp sampai kuliah, jika bertanya kepada teman maka kebanyakan mengatakan bahwa otak kiri dari kepala ini yang lebih dominan. OK... may be yes, mereka menyertakan fakta ini, fakta itu, kebiasaan, dan juga komentar sewaktu diskusi. Jika semua yang pernah dibilang itu sebagai ciri-ciri dominan otak kiri, tentu saya akui. Tapi, itu sebatas yang mereka liat, rasakan, dan simpulkan.

Pernah liat test dengan gambar seorang perempuan memutar-mutar ?
Seseorang yang melihat putaran searah jarum jam maka dia dominan otak kanan, dan sebaliknya.
Pada waktu melihat gambar tersebut, saya selalu melihat searah jarum jam terlebih dahulu.
So... dominan otak kanan ?

Pada waktu kerja, ada beberapa sisi lain dari kebiasaan yang bisa dikatakan 'jarang dimunculkan' dengan tiba-tiba saya ungkap ke atas,
mengenai kesenangan baca dan buat puisi
mengenai keseringan gathering
mengenai pengungkapan pada fantasi-fantasi
mengenai kepercayaan dan penghargaan kepada orang lain
setelah bertanya lagi kepada beberapa teman, mereka lebih menjawab saya dominan otak kanan.

Pernah sekali iseng disuruh mengikuti test kepribadian dengan mengisi sifat-sifat atau kebiasaan kita, ada satu pertanyaan yang menarik.
"Dalam mengambil keputuasan.
a. logika
b. perasaan"
Dan dengan segeranya teman saya yang menyuruh tersebut berguman dengan tegas, "logika" jawaban yang tepat bagi saya. Tapi, sejenak saya merenung. Benarkah? Pengambilan keputusan memang terlampau susah bagi saya. Pikiran saya akan melayang ke sana kemari, berbicara dengan orang lain tentang itu terutama orang tua, dan mempertimbangkan ini itu. Ditambah lagi dengan suasana hati, semisal nggak mood, walaupun langka kalo saya dibilang nggak mood, tapi bisa terjadi.
Lalu bilang ke teman saya tadi, "perasaan mustinya", dan dia tertawa keras.
Setelah dijelaskan tentang ini itu, bahwa perasaan yang dilibatkan dalam mengambil keputusan tidak sepenuhnya diungkapkan ke orang lain. Kita bisa saja diskusi baik-buruknya dampak pengambilan keputusan berdasarkan logika, tapi setelah pada tahap pengambilan keputusan itu sendiri saya cenderung mengikuti perasaan.

Apakah saya dominan otak kiri atau otak kanan ?
You tell me :p

Tidak ada komentar: