marilah sesekali, meskipun sekali sampai kering
bermodal seonggok ide bernuansa haru-pilu berpendarkan asa kehidupan
dari massa usang yang hidup dari polusi hutang dan manipulasi
air mata nan layu disengat panas hati tak berkenan padam
ramai berdiri diiringi riuh gejolak
memandang asa yang menggapai-gapai
tak surut jiwa menyambut, raga pun cemburu
jangan tertinggal
tak ada lagi pilihan
kita memburu arti lalu tajamkan indera
kuinjakkan kaki sambut kancah kehidupan baru
ingat, semua yang terekam tak pernah mati
meski hanya guratan kayu di dahan atau sekuncup bunga terhisap madunya
jadi ambillah sikap
karna hari kian saja bergulung, membuntal membelit
kita tunggu bumi khatulistiwa tersenyum kelak
ohh... Ibu Pertiwi,
ikat erat hasrat kami
ijinkan kami membunuh moral sengau
perkenankan kami memelintir sejarah
bangsa ini
Senin, 13 Agustus 2007
Panggul Tekadmu, Hai Pembaharu
Panggul Tekadmu, Hai Pembaharu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
jangan biarkan ibu pertiwi terlalu lama menunggu
air mata nya tlah mengering
hati nya telah tercabik
asa nya semakin jauh tergapai
kami, putra bangsa
kan selalu berbakti
tanah haluan kita sama
udara kehidupan kita bagi bersama
mari bergerak
beramai kita tambal, lubang penghambat menuju asa di sana
Posting Komentar